Awas Investasi Bodong! Ini Caranya Mendeteksi Investasi Bodong Agar Anda Tidak Tertipu Kedepannya

Berinvestasi adalah salah satu cara terbaik bagi kita untuk melipat gandakan uang kita. Mari sama-sama jujur, siapa yang tidak mau cepat kaya bukan? Hampir semua orang benar-benar ingin kaya raya dalam hidupnya, memiliki kebebasan berfinansial, bisa membeli apa saja yang mereka mau, dan lain-lain. 

Tapi tahukah Anda, hal ini lah yang sering di eksploitasi bagi oknum-oknum jahat yang ingin mengambil keuntungan dari keinginan orang banyak untuk melipat gandakan uangnya dengan cara yang mereka iming-imigi " Legal atau bahkan Halal ", meskipun tidak sama sekali.

Rayuan maut mereka memang sangat mengerikan, bahkan jujur, sepupu Saya juga menjadi salah satu korban "Penipuan Investasi" dari salah satu perusahaan yang bahkan terdaftar di salah satu badan pengawas resmi di Indonesia. 

Sebelum dimulai, kenali dulu tingkatan resiko investasi yang bisa Anda ketahui, memang benar adanya kalau "High Risk, High Return" yang berarti "Semakin Tinggi Resiko, Semakin Tinggi Pendapatannya. Memang sungguh sangat disayangkan dalam kehidupan ini tidak ada yang namanya "Low Risk, High Return".

Silahkan dibaca dulu Level Resiko Investasi :

- Low Risk

Investasi dengan level resiko rendah ini memang sangat sedikit menghasilkan keuntungan, dan bahkan orang sering bilang "cuma orang kaya yang bisa untung besar dari Low Risk Investment", Well Yes, But Actually No. Memang benar orang kaya bisa untung lebih besar ketimbang kita yang berada di ekonomi menengah kebawah. Tapi jangan lupa juga "Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi gunung".

Contoh Investasi Low Risk : Deposito, Reksa Dana (Reksa Dana Syariah Sangat disarankan, dan Non-Muslim juga bisa investasi Syariah kok), Surat Obligasi Pinjaman Pemertintah, Beli Tanah atau Rumah. Biasanya rentang pendapatan kita adalah : 1% hingga 15% PERTAHUN, ingat bukan perbulan, dan pertumbuhan investasi level Low Risk ini terbilang stabil alias stagnan. Asuransi Jiwa atau Kesehatan yang dikelola oleh pemerintah langsung (BUMN atau BUMD) seperti TASPEN atau BPJS termasuk Investasi Low Risk.

Baca Juga : Jenis Investasi Aman Rendah Resiko

- Medium Risk

Investasi dengan level resiko menengah ini sebenarnya bisa saja "Jackpot" apabila kedepannya nilai perusahaan yang kita tanamkan modal kita bertumbuh pesat. Bisa kita ambil contoh pemain saham terkenal dan terkaya di dunia, Warren Buffet, yang bisa Jackpot dengan hanya menanam modal, tapi tentunya dengan rentang waktu lebih dari 5 Tahun.

Contoh Investasi Medium Risk : Saham (Untuk muslim disarankan menanam saham syariah saja, dan Non-Muslim bisa juga kok, tidak ada batasan agama, jadi jangan alergi dulu mendengar kata Syariah ya), Forex dengan Leverage rendah dan sebenarnya Forex ini High Risk dan Very High Risk tapi bisa menjadi Medium Risk apabila Anda sudah mengerti dengan baik dan secara keseluruhan faktor-faktor yang bisa mempengaruhi nilai tukar uang antar negara (Haram bagi Muslim karena Riba menurut MUI, bagi non-muslim selama tidak melanggar akidah ajaran agama, boleh boleh saja, karena beberapa FOREX trading legal di Indonesia). 

Asuransi Swasta termasuk Investasi Medium Risk karena bukan pemerintah sebagai pemegang vendor pengolahan dana nya.

Tambahan : Mining Crytptocurrency seperti Bitcoin, Monero, dan lain sebagainya bisa dikatergorikan sebagai Investasi Medium Risk, dan juga berjualan (entah itu toko sendiri atau reseller) bisa tergolong sebagai medium risk juga.

Baca Juga : Reksa Dana vs Deposito, Mana Yang Lebih Aman dan Menguntungkan

- High Risk dan Very High Risk

Investasi dengan level resiko tinggi dan sangat tinggi inilah yang sering menjadi kedok bagi oknum-oknum yang ingin "mencuri" uang Anda dengan kedok Investasi Aman dan Halal tadi. 

Bukan berarti kami tim tanparagu.com mengatakan semua jenis Investasi yang berada dalam dua level ini merupakan sesuatu yang illegal, hanya saja bagi Anda yang tidak ahli dalam bidang ekonomi, kami sarankan jangan coba-coba, apalagi menurut pengamatan kami, 99% Investasi High Risk dan Very High Risk ini bisa dikatakan Riba, jadi bagi sobat sesama Muslim jangan dekati ini ya, dan bagi Non-Muslim selama tidak melanggar aturan agama, dan ada legalitas dari pemerintah (agar tidak mudah tertipu), silahkan boleh dicoba, walaupun secara pribadi kami juga menyarankan tidak ikut-ikutan (Indahnya Toleransi Antar Umat Beragama).


Photo by Burak K from Pexels

Setelah Anda mengetahui beberapa tingkatan Investasi yang kami sebutkan diatas, berikut adalah cara agar Anda bisa Mendeteksi Investasi Bodong Agar Anda Tidak Tertipu Kedepannya.

1. Lihat iming-iming Keuntungannya

Jika ada yang mau menawarkan Investasi dengan ROI (Return On Investment) atau bisa kita sebut dengan keuntungan dari Investasi yang Anda akan tanamkan dengan persentase yang tinggi, misalkan sampai 10% perbulannya cuma modal tanam uang lalu ongkang-ongkang kaki dirumah saja, JANGAN LANGSUNG PERCAYA. Bahkan menurut pengamatan kami, kemungkinan besar Investasi itu Bodong, kalau pun tidak, pasti sudah diatas level resiko High Risk.

Investasi Bodong memang seringkali dikatakan dengan "Too Good To Be True".

2. Cek Legalitas Perusahaan

Badan pengawas di Indonesia ada 2, yaitu OJK dan Bappebti. OJK berada dibawah naungan Bank Indonesia, dan Bappebti dibawah naungan Kementerian Perdagangan Indonesia. 

Simpelnya begini, apabila perusahaan terebut dibawah pengawasan OJK, kemungkinan besar perusahaan tersebut menawarkan investasi dengan level Low Risk dan Medium Risk (seperti perusahaan yang menawarkan produk Reksadana atau Asuransi).

Apabila perusahaan tersebut dibawah pengawasan Bapebbti, kemungkinan besar perusahaan tersebut menawarkan investasi dengan level Medium Risk hingga Very High Risk.

3. Baca Secara Menyeluruh Terms Of Service Mereka

Membaca ini memang cukup membuat kita malas, bahkan membuat Indonesia berada dalam peringkat 60 dalam literasi dunia, tapi tahukah Anda, kalau Anda mengetahui seluk beluk, cara kerja pengolahan uang Anda, cara pencairan, informasi tersembunyi, berada dalam Terms Of Service mereka.

Hal inilah yang sering membuat maraknya kasus hilangnya uang investasi Anda, tapi ternyata saat Anda tuntut, mereka kebal hukum karena Anda sudah menyetujui Terms Of Service mereka.

Mungkin saja mereka memasukkan hal seperti ini dalam TOS mereka :

"Investasi yang dilakukan oleh Anda pada perusahaan kami sepenuhnya merupakan hak kami untuk mengolah dana Anda kemana saja yang kami inginkan, dan dengan menyetujui Legal ini, Anda sadar dengan resiko sebesar 99% kemungkinan investasi Anda akan hilang dikarenakan kerugian yang ditanggung sepenuhnya oleh Anda sebagai Investor kami"

Mengerikan bukan? Hal seperti ini mungkin saja terjadi dan tersisip diantara TOS perusahaan yang nakal dan mungkin sudah biasa kita baca di tempat lainnya juga, jadi ada efek psikologi Anda malas membaca secara keseluruhan TOS yang dirancang hingga sepanjang 2-5 Halaman. Jadi jangan malas membaca TOS mereka, karena ini menyangkut keamanan dana Anda saat ingin berinvestasi di perusahaan mereka.

4. Mendesak Anda Untuk Bergabung

"Join sekarang, Senin sudah tutup pendaftaran member baru" kurang lebih begitulah slogan Investasi Bodong. Jangan pernah percaya dengan mereka yang seperti ini. Perusahaan mana yang mau membatasi total investasi yang masuk keperusahaannya? Oke ada sih yang membatasi, tapi biasanya hanya sebentar, karena mereka ingin melakukan perpecahan nilai saham yang dikarenakan nilai saham perusahaan mereka sudah terlalu tinggi, DAN HAL INI HANYA TERJADI PADA PERUSAHAAN BERKELAS TINGGI DAN PASTINYA SERING KITA DENGAR.

Perusahaan baru tapi tutup pendaftaran investasi? Omong kosong.

5. Investasi Berkedok Ponzi atau Skema Piramida

"Bang/Kak, kalau kakak bisa ajak kawan atau keluarga kakak buat gabung, bonus investasinya bisa naik sekian persen loh"

Sejak kapan semakin banyak orang yang berinvestasi, semakin banyak pula investasi yang didapatkan? Konsepnya satu, yaitu "Supply and Demand" semakin banyak yang bergabung, semakin sedikit juga dividen (keuntungan) yang seharusnya Anda raih bukan?

Dan menurut pengamatan kami, INI ADALAH HAL YANG PALING SERING DILAKUKAN OKNUM INVESTASI BODONG DI INDONESIA.

Dari 5 Cara Mendeteksi Investasi Bodong, Anda diharapkan untuk juga memperingatkan kepada teman-teman dan keluarga kita juga. Jangan biarkan mereka terjebak dalam jurang investasi bodong.

Bayangkan oknum-oknum penipu tadi membelanjakan uangnya untuk membeli produk luar negeri? Tentunya hal ini bisa membuat perekonomian negara ini menjadi buruk.

Mari jangan biarkan yang lain tertipu, bisa dishare dengan tombol Facebook, WhatsApp, dll yang ada, atau copy URL artikel ini.

Next Post Previous Post