Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Menurut Baron & Byrne (1994) ada 2 kelompok faktor yang pengaruhi kepuasan kerja. Faktor awal yaitu faktor organisasi yang berisi kebijaksanaan perusahaan serta hawa kerja. Faktor kedua yaitu faktor individual ataupun karakteristik karyawan. Pada faktor individual ada 2 predictor berarti terhadap kepuasan kerja yaitu status serta senioritas.

Status kerja yang rendah serta pekerjaan yang teratur akan banyak mungkin mendesak karyawan untuk mencari pekerjaan lain, perihal itu berarti 2 faktor tersebut bisa menyebabkan ketidakpuasan kerja serta karyawan yang mempunyai ketertarikan serta tantangan kerja akan lebih merasa puas dengan hasil kerjanya apabila mereka bisa menuntaskan dengan optimal.

Pendekatan Wexley serta Yukl (1977) berkomentar bahwa pekerjaan yang terbaik untuk penelitian- penelitian tentang kepuasan kerja merupakan dengan mencermati baik faktor pekerjaan ataupun faktor individunya.

Gambar oleh StartupStockPhotos dari Pixabay 

Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Faktor- faktor yang pengaruhi kepuasan kerja yaitu pendapatan, keadaan kerja, kualitas pengawasan, sahabat sekerja, jenis pekerjaan, keamanan kerja serta peluang untuk maju dan faktor orang yang mempengaruhi merupakan kebutuhan- kebutuhan yang dimilikinya, nilai- nilai yang dianut serta sifat- sifat karakter. Komentar yang lain dikemukan oleh Ghiselli serta Brown, mengemukakan terdapatnya 5 faktor yang memunculkan kepuasan kerja, yaitu:

Peran (posisi)

Biasanya manusia berpikiran bahwa seorang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih besar akan merasa lebih puas daripada karyawan yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah. Pada sebagian riset menampilkan bahwa perihal tersebut tidak senantiasa benar, namun malah pergantian dalam tingkat pekerjaanlah yang pengaruhi kepuasan kerja.

Pangkat (kalangan)

Pada pekerjaan yang mendasarkan perbandingan tingkat (kalangan), sehingga pekerjaan tersebut membagikan peran tertentu pada orang yang melaksanakannya. Apabila ada peningkatan upah, hingga sedikit banyaknya akan dianggap sebagai peningkatan pangkat, serta kebanggaan terhadap peran yang baru itu akan merubah sikap serta perasaannya.

Umur

Dinyatakan bahwa ada hubungan antara kepuasan kerja dengan usia karyawan. Usia di antara 25 tahun hingga 34 tahun serta usia 40 hingga 45 tahun merupakan ialah umur- umur yang dapat memunculkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan.

Jaminan finansial serta jaminan sosial

Permasalahan finansial serta jaminan sosial mayoritas mempengaruhi terhadap kepuasan kerja.

Kualitas pengawasan

Hubungan antara karyawan dengan pihak pimpinan sangat berarti maksudnya dalam menaikkan produktifitas kerja. Kepuasan karyawan bisa ditingkatkan lewat atensi serta hubungan yang baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya ialah bagian yang berarti dari organisasi kerja (sense of belonging).

Faktor yang Memberikan Kepuasan Kerja

a. Faktor individual, meliputi usia, kesehatan, sifat serta harapan.

b. Faktor sosial, meliputi hubungan kekeluargaan, pemikiran warga, peluang berkreasi, aktivitas perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik, serta hubungan kemasyarakatan.

c. Faktor utama dalam pekerjaan, meliputi upah, pengawasan, ketentraman kerja, keadaan kerja, serta peluang untuk maju. Tidak hanya itu pula penghargaan terhadap kecakapan, hubungan sosial di dalam pekerjaan, ketepatan dalam menuntaskan konflik antar manusia, perasaan diperlakukan adil baik yang menyangkut individu ataupun tugas.

Berbeda dengan komentar Blum ada komentar lain dari Gilmer (1966) tentang faktor- faktor yang pengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut:

a. Peluang untuk maju

Dalam perihal ini ada tidaknya peluang untuk mendapatkan pengalaman serta kenaikan keahlian sepanjang kerja.

b. Keamanan kerja

Faktor ini kerap disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik untuk karyawan laki- laki ataupun perempuan. Kondisi yang nyaman sangat pengaruhi perasaan karyawan sepanjang kerja.

c. Gaji

Pendapatan lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, serta tidak sering orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan beberapa uang yang diperolehnya.

d. Perusahaan serta manajemen

Perusahaan serta manajemen yang baik merupakan yang sanggup membagikan suasana serta keadaan kerja yang normal. Faktor ini yang memastikan kepuasan kerja karyawan.

e. Pengawasan (Supervise)

Untuk karyawan, supervisor dianggap sebagai figur bapak serta sekalian atasannya. Supervisi yang kurang baik bisa berdampak absensi serta turn over.

f. Faktor intrinsik dari pekerjaan

Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar serta mudahnya dan kebanggaan akan tugas akan tingkatkan ataupun kurangi kepuasan.

g. Keadaan kerja

Tercantum di mari merupakan keadaan tempat, ventilasi, penyinaran, kantin serta tempat parkir.

h. Aspek sosial dalam pekerjaan

Ialah salah satu perilaku yang susah ditafsirkan namun ditatap sebagai faktor yang mendukung puas ataupun tidak puas dalam kerja.

i. Komunikasi

Komunikasi yang mudah antar karyawan dengan pihak manajemen banyak dipakai alasan untuk menggemari jabatannya. Dalam perihal ini terdapatnya kesediaan pihak atasan untuk ingin mendengar, menguasai serta mengakui komentar maupun prestasi karyawannya sangat berfungsi dalam memunculkan rasa puas terhadap kerja.

j. Fasilitas

Sarana rumah sakit, cuti, dana pensiun, ataupun perumahan ialah standar suatu jabatan serta apabila bisa dipadati akan memunculkan rasa puas.


Riset yang dilakukan oleh Caugemi serta Claypool (1978) menciptakan bahwa hal- hal yang menyebabkan rasa puas merupakan:

1. Prestasi

2. Penghargaan

3. Peningkatan jabatan

4. Pujian.

Sebaliknya faktor- faktor yang menyebabkan ketidakpuasan merupakan:

1. Kebijaksanaan perusahaan

2. Supervisor

3. Keadaan kerja

4. Gaji


Burt mengemukakan pendapatnya tentang faktor- faktor yang bisa memunculkan kepuasan kerja. Ada pula faktor- faktor tersebut merupakan:

1. Faktor hubungan antar karyawan, antara lain:

a. Hubungan antara manajer dengan karyawan

b. Faktor raga serta keadaan kerja

c. Hubungan sosial di antara sahabat sekerja

d. Emosi serta suasana kerja

2. Faktor individual, yaitu yang berhubungan dengan:

a. Perilaku orang terhadap pekerjaannya

b. Usia orang sewaktu bekerja

c. Jenis kelamin

3. Faktor- faktor luar (extern), yaitu berhubungan dengan faktor- faktor yang

mendesak karyawan yang berasal dari luar tidak hanya dirinya sendiri, yaitu:

a. Kondisi keluarga karyawan

b. Rekreasi

c. Pembelajaran (training, up grading serta sebagainya).

Bersumber pada penanda yang memunculkan kepuasan kerja tersebut di atas akan bisa dimengerti perilaku orang terhadap pekerjaan yang dilakukan. Sebab tiap orang akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda- beda cocok dengan sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Ini diakibatkan terdapatnya perbandingan anggapan pada tiap- tiap orang.

Terus menjadi banyak aspek dalam pekerjaan yang cocok dengan kemauan orang tersebut hingga terus menjadi besar tingkat kepuasan yang dirasakannya. Oleh karenanya sumber kepuasan seseorang karyawan secara subyektif memastikan bagaimana pekerjaan yang dilakukan memuaskan. Walaupun untuk batas kepuasan kerja ini belum ada keseragaman namun yang jelas bisa dikatakan bahwa tidak ada prinsip- prinsip ketetapan kepuasan kerja yang mengikat dari padanya.

Next Post Previous Post