Kemana Indonesia Harus Beraliansi Apabila Perang Dunia Ketiga Terjadi?
Perang Dunia Ketiga memang sedang menjadi topik yang sedang panas-panasnya dikarenakan pada awal tahun 2020 pada bulan Januari, Donald Trump selaku Presiden Amerika Serikat (United States of America) mengkonfirmasi bahwa Ia memerintahkan serangan terhadap Jendral Besar Iran, Qasem Soleimani, hingga beliau tewas pada umur 62 tahun di tempat Ia di bombardir oleh rudal AS yang juga membunuh beberapa pengawal pribadinya.
Sering menjadi suatu pertanyaan dibenak kita adalah, apabila Perang Dunia Ketiga terjadi, kemanakah Indonesia akan beraliansi atau bersekutu? Negara mana sajakah yang akan menjadi sekutu Indonesia di Perang Dunia Ketiga apabila terjadi?
Tentunya manusia yang berakal sehat dan stabil, kita akan menghindari sebisa mungkin konflik yang bisa terjadi pada skala individual maupun internasional. Indonesia sejak awal berdirinya sudah mendeklarasikan diri sebagai negara Non-Blok, dan kita berharap sampai kedepannya hingga akhir dunia ini, Indonesia tetap menjadi negara yang netral.
Ilustrasi Foto : Pixabay (Defence-Imagery)
Banyak keuntungan yang diraih saat kita (Indonesia) memutuskan menjadi negara yang netral (tidak sok hebat). Ambil contoh negara Swiss (Switzerland), pada perang dunia pertama dan kedua. Swiss memiliki batas wilayah yang berada tepat di tengah negara-negara Eropa yang bertikai pada perang dunia pertama dan kedua. Mereka mampu menghasilkan keuntungan juga hanya dengan menjadi negara yang netral. Misalnya sebagai penyimpan cadangan emas negara. Kemungkinan besar Swiss menetapkan biaya simpan bukan?
Dari rumor yang beredar juga, bahwa Swiss menjual persenjataan perang kepada kedua kubu yang sedang berperang, dan memberikan pinjaman berbunga kepada mereka yang sedang konflik.
Hebatnya lagi, kalau kedua kubu yang sedang konflik memutuskan untuk serangan All Out, dan pada akhirnya mereka semua hancur babak belur, negara yang netral ini tentunya bisa saja melakukan invasi setelah keadaan kedua negara hancur lebur.
Itulah sebabnya kita sebagai warga negara Indonesia harusnya menetapkan mindset kita sebagai negara netral. Walaupun Saya melihat masih banyak Bocah-Bocah tengil yang sok-sok an kalau ada perang dunia ketiga, Indonesia harus ikut juga, mungkin disangkanya kalau mati bisa respawn lagi seperti di game yang mereka mainkan.
Okelah kalau menang, kita bisa ikut serta merubah tatanan dunia, kalau kalah?
Hal seperti itu sama saja seperti berjudi, dan kita juga tau kalau dalam ajaran agama (terutama agama Islam), berjudi itu haram.
Tentunya menjadi negara netral juga harus memiliki sistem pertahanan yang kuat juga. Sangat disayangkan saat Saya mencari tahu di Internet, Saya belum menemukan artikel yang menyebutkan kalau Indonesia memiliki persenjataan ANTI NUKLIR, yang biasanya berbentuk rudal Anti Nuklir (Anti-Ballistic-Missile System/ICBM Interceptor).
Ini tentunya menjadi "PR" bagi generasi penerus agar menyegerakan sistem pertahanan yang kuat, agar kita tidak harus ikut serta dalam perang dunia apabila terjadi.
Kesimpulannya adalah, apabila perang dunia ketia terjadi, Indonesia harus sebisa mungkin menjaga ke-netral-an nya, dan apabila mau beraliansi, cukup ikut sebagai negara Non-Blok. Demi kehidupan yang lebih baik lagi untuk generasi penerus kita.
Penulis : Andi Rahman
"Since when did the walking apes decide that nuclear war
Was now the only solution for them keeping the score?
Just wake up
Can't you wake up?"
Was now the only solution for them keeping the score?
Just wake up
Can't you wake up?"
- The Stage - Avenged Sevenfold -