Studi Kelayakan Bisnis : Pengertian, Faktor, Tujuan, Manfaat, Aspek-Aspek, dan Tahapan Proses Studi Kelayakan Bisnis Lengkap

Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Studi Kelayakan Bisnis mempunyai arti penting bagi perkembangan dunia usaha. Beberapa proyek gagal di tengah jalan, bisnis yang berhenti beroperasi, dan kredit yang macet di dunia perbankan, serta kegagalan investasi lainnya merupakan bagian dari tidak diterapkannya studi kelayakan secara konsisten. 

Studi kelayakan yang diterapkan secara benar akan menghasilkan laporan yang komprehensif tentang kelayakan proyek/bisnis yang akan didirikan/dikembangkan/didanai dan kemungkinan-kemungkinan resiko yang akan dihadapi/terjadi.

Photo by Artem Beliaikin from Pexels

Menurut Umar (2009) bahwa "studi kelayakan bisnis merupakan penelĂ­tian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru".

Menurut Subagyo (2007) bahwa "Studi Kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan".

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.

Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kegagalan Usaha (Bisnis)

Sekalipun sudah dilakukan penelitian melalui studi kelayakan yang sungguh-sungguh, setiap bisnis atau usaha yang dijalankan tidak menjamin 100 persen bahwa usaha tersebut akan berhasil. Ada banyak hal yang menyebabkan usaha (bisnis) tersebut mengalami kegagalan. Kegagalan dapat dimulai dari kesalahan si penyusun studi kelayakan dalam melakukan perhitungan sampai faktor-faktor yang memang tidak dapat dikendalikan oleh manusia. Resiko kerugian yang timbul di masa yang akan datang disebabkan karena masa yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian. 

Secara umum faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan usaha (bisnis) antara lain:

1. Data dan Informasi Tidak Lengkap

2. Tidak Teliti

3. Salah Perhitungan

4. Pelaksanaan Pekerjaan Salah

5. Kondisi Lingkungan

6. Unsur Sengaja

Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Suatu proyek investasi pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang karenanya perlu diadakan suSt studi atau penelitian dan penilaian sebelumnya. Banyak sebab yang mengakibatkan suatu bisnis ternyata kemudian tidak menguntungkan/gagal. Sebab itu bisa berwujud kesalahan perencanaan, kesalahan analisis pasar, kesalahan dalam memprediksi bahan baku, kesalahan merekrut tenaga kerja. Disamping itu juga karena kesalahan dalam analisis lingkungan.

Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan sebuah Studi Kelayakan Bisnis adalah sebagai berikut:

1. Menghindari Kerugian

2. Memudahkan Perencanaan

3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan

4. Memudahkan Pengawasan

5. Memudahkan Pengendalian

Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

Pembuatan studi kelayakan digunakan untuk memenuhi permintaan pihak- pihak yang berbeda. Masing-masing pihak mempunyai kepentingan serta sudut pandang yang berbeda. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan bisnis antara lain:

1. Pemilik Usaha

Para pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap hasil dari analisis studi kelayakan yang telah dibuat, hal ini disebabkan para pemilik tidak mau jika sampai dana yang ditanamkan akan mengalami kerugian. Oleh sebab itu, hasil studi kelayakan yang sudah dibuat benar-benar dipelajari oleh para pemilik, apakah akan memberi keuntungan atau tidak.

2. Kreditor

Jika rencana bisnis yang akan dijalankan tersebut dibiayai oleh dana pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya, maka pihak kreditor sangat berkepentingan terhadap hasil studi kelayakan yang telah dibuat. Bank atau lembaga keuangan lainnya tidak mau kredit atau pinjaman yang diberikan akan macet akibat usaha bisnis tersebut sebenarnya tidak layak untuk dijalankan. Oleh karena itu, untuk usaha-usaha tertentu pihak perbankan akan melakukan studi kelayakan terlebih dahulu secara mendalam sebelum pinjaman dikucurkan kepada pihak peminjam.

3. Pemerintah

Bagi pemerintah pentingnya studi kelayakan adalah untuk meyakinkan apaker bisnis yang akan dijalankan akan memberikan manfaat bagi perekonomian secara umum. Secara mikro, hasil studi kelayakan bisnis ini bagi pemerintah aker digunakan untuk tujuan pengembangan sumber daya dalam pemanfaatan sumber daya alam, sumber daya manusia berupa penyerapan tenaga keria

Dengan adanya usaha baru atau usaha yang telah ada tentunya akan menambah pemasukan bagi pemerintah, berupa PPn dan PPh, retribusi, perijinan, dan administrasi lainnya. Secara makro, pemerintah mengharapkan adanya keberhasilan studi kelayakan bisnis ini untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional dengan naiknya income per kapita negara,

4. Masyarakat Luas

Bagi masyarakat luas dengan adanya bisnis, terutama bagi masyarakat sekitarnya, akan memberikan manfaat seperti tersedianya lapangan kerja, baik bagi pekerja di sekitar lokasi proyek maupun bagi masyarakat lainnya, Kemudian manfaat lain adalah terbukanya wilayah tersebut dari ketertutupan (terisolasi).

Adanya bisnis tentu juga akan menyediakan sarana dan prasarana. Misalnya, dengan dibukanya fasilitas umum, seperti jalan, jembatan, listrik, telepon, rumah sakit, sarana ibadah dan fasilitas lainnya.

5. Manajemen

Hasil studi kelayakan bisnis merupakan ukuran kinerja bagi pihak manajemen perusahaan untuk menjalankan apa-apa yang sudah ditugaskan. Kinerja tersebut dapat dilihat dari hasil yang telah dicapai, sehingga terlihat prestasi kerja pihak manajemen yang menjalankan usaha.

Studi kelayakan bisnis akan bermanfaat jika memenuhi beberapa unsur, antara

lain:

1. Studi dilakukan secara teliti dan kehati-hatian.

2. Studi dilakukan dengan dukungan data yang lengkap.

3. Studi dilakukan secara jujur dan ketulusan hati.

4. Studi dilakukan dengan objektif.

5. Studi dilakukan dengan adil, tidak memihak pada kepentingan tertentu.

6. Studi harus dapat diuji ulang, jika diperlukan untuk menguji kebenaran hasil studi,

Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis

Menurut Subagyo (2007), aspek-aspek dalam studi kelayakan adalah bidang kajian dalam studi kelayakan tentang keadaan objek tertentu dari fungsi-fungsi bisnis (pemasaran, operasi, manajemen/SDM, hukum, lingkungan, dan keuangan). Pelaksanaan studi dan penelitian atas fungsi-fungsi bisnis tersebut terkadang disesuaikan dengan kebutuhan dari analis maupun stakeholder. Berdasarkan disiplin ilmu dasarnya, pembagian dan pengkajian aspek-aspek dalam studi kelayakan terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:

1. Aspek primer, yang merupakan aspek utama dalam penyusunan studi kelayakan.

Aspek primer ini ada dalam semua sektor usaha, baik pabrikasi (manufacturing), perdagangan (trading), maupun jasa (service), Aspek primer ini terdiri atas:

a. Aspek pasar dan pemasaran

b. Aspek teknis dan teknologis (produksi/operasi)

c. Aspek manajemen dan organisasi (SDM)

d. Aspek hukum

e. Aspek ekonomi dan keuangan

2. Aspek sekunder, adalah aspek pelengkap yang disusun berdasarkan permintaaan instansi/lembaga yang terkait dengan objek studi, misalnya aspek analisis mengenai dampak lingkungan. Pada umumnya aspek ini dipersyaratkan dalam studi kelayakan yang objeknya menyangkut sumber daya alam, seperti proyek pembangunan perumahan (real estate), pembangunan pabrik pengolahan (pabrik tapioka, plywoods, kertas, dan sebagainya). Aspek sosial biasanya dipersyaratkan untuk pembangunan sarana dan prasarana publik yang didanai pemerintah ataupun donatur internasional.

Tahapan Proses Studi Kelayakan Bisnis

1. Tahap Penemuan Ide atau Perumusan Gagasan

Tahap penemuan ide ialah tahap dimana wirausaha memiliki ide untuk merintis usaha baru atau mengembangkan usaha yang sudah ada. Ide tersebut kemudian dirumuskan dan diidentifikasi.

2. Tahap Memformulasikan Tujuan

Tahap ini adalah tahap perumusan visi dan misi bisnis. Apa visi dan misi bisnis yang hendak diemban, setelah jenis bisnis tersebut diidentifikasi? Apakah visi dan misi bisnis yang akan dikembangkan tersebut benar-benar dapat menjadi kenyataan atau tidak. Semuanya dirumuskan dalam bentuk tujuan.

3. Tahap Analisis

Tahap ini adalah tahap pengkajian ide bisnis, apakah ide bisnis anda akan dapat mencapai tujuan atau tidak. Aspek-aspek yang harus dikaji dan dicermati adalah:

a. Aspek Pasar, (mencakup produk yang akan di pasarkan, peluang pasar, permintaan dan penawaran, segmentasi pasar, pasar sasaran, ukuran pasar, perkembangan pasar, struktur pasar dan strategi bersaing).

b. Aspek Teknik Produksi /Operasi, (lokasi, bangunan gedung, mesin dan peralatan, bahan baku dan bahan penolong, tenaga kerja, metode produksi, lokasi dan lay-out pabrik, atau tempat usaha)

c. Aspek Manajemen/Pengelolaan, (organisasi, aspek pengelolaan, aspek tenaga kerja, aspek kepemilikan, aspek yuridis, aspek lingkungan, dan sebagainya. Aspek yuridis dan lingkungan perlu menjadi bahan analisis sebab perusahaan harus mendapat pengakuan dari berbagai pihak dan harus ramah lingkungan).

d. Aspek Finansial/Keuangan, (sumber dana, penggunaan dana, proyeksi biaya, proyeksi pendapatan, proyeksi keuntungan, dan proyeksi aliran kas). 

e. lain-lain yang relevan, antara lain seperti: Aspek Ekonorni, Aspek Keamanan, Aspek Sosial Budaya, Aspek Amdal, dan lain-lain.

4. Tahap Keputusan

Langkah yang terakhir adalah tahapan mengambil keputusan. Apakah bisnis layak dilaksanakan atau tidak. Karena menyangkut keperluan investasi yang mengandung risiko, maka keputusan bisnis biasanya berdasarkan beberapa kriteria investasi, seperti Payback Period, Net Present Value (NPV), Profitability Index, dan Internal Rate of Return (IRR).

DAFTAR PUSTAKA

Ambadar, Jackie, Miranty Abidin, dan Yanty Isa. 2010. Rencana Usaha. Cetakan Pertama. Bandung: Kaifa.

Amir, Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran. Edisi Pertama. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Anggen, Monika. 2012. Marketing is Terrorist. Cetakan Pertama. Jakarta: Laskar Aksara.

Bangun, Wilson. 2008. Intisari Manajemen. Cetakan Pertama. Bandung: PT Refika Aditama.

Benson, J. and leronimo, N. 1996. "Outsourcing Decisions: Evidence from Australia Based Enterprises". International Labour Review. Vol. 135, No. 1.

Bray M, Waring, P., and Cooper, R. 2012. Employment Relation: Theory and Practice. Second Edition. Australia: McGraw-Hill.

Brigham, Eugene F., and Louis C. Gapenski, 1987. Intermediate Financial Management, Second Edition, The Dryden Press.

Brigham, Eugene F, and Michael C. Ehrhardt. 2005. Financial Management: Theory and Practice. 11th Edition. South-Western: Thomson Corporation.

Brigham, Eugene F., and Phillip R. Daves. 2004. Intermediate Financial Management. 8th Edition. South-Western: Thomson Corporation.

Carter, Philip. 2010. Soft Competencies (Test Your EQ). Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit PPM.

Chandra, Handi. 2008. Marketing untuk Orang Awam. Palembang: PT Maxikom.

Christina, Ellen, M. Fuad, Sugiarto, dan Edy Sukarno. 2001. Anggaran Perusahaan: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Darmawan, Dadan, dan Muhamad Firmansyah. 2009, Bisnis Anti Bangkrut. Cetakan Pertama. Jakarta: Visimedia.

Diredja, Tjahja Gunawan. 2012. Chairul Tanjung Si Anak Singkong. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Frensidy, Budi. 2013. Lihai Sebagai Investor: Panduan Memahami Dunia Keuangan dan Investasi di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.

Hanaco, Indah. 2011. Belajar Dagang dengan Orang Tionghoa. Cetakan Pertama, Jakarta: Agogos Publishing.

Harmaizar Z., dan Rosidayati Rozalina, 2003. Pedoman Lengkap Pendirian & Pengembangan Usaha (Studi Kelayakan Bisnis). Edisi Pertama. Cetakan Pertama, Bekasi: CV Dian Anugerah Prakasa.

Ichsan, Moch., Kusnadi, dan Moch. Syaifi. 2003. Studi Kelayakan Proyek Bisnis. Malang: Universitas Brawijaya.

Indriani, Agni, Investasi Di Indonesia. Artikel Kekayaan Negara. Hal 1-6. 

Jumingan, 2009. Studi Kelayakan Bisnis: Teori & Pembuatan Proposal Kelayakan. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Jun, Wang Xiang. 2010. Strategy Dragon Copy of China. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Solomon.

Kadarman AM, SJ., dan Jusuf Udaya. Pengantar llmu Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Kasmir, dan Jakfar. 2006. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Pertama. Cetakan Ketiga. Jakarta: Kencana.

Kusumastuti, Makarina. 2006. Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Air Minum Dalam Kemasan Gelas Oleh UD. Wijaya. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Ma'ruf M., 2010. 50 Great Business Ideas from Indonesia (Gebrakan Perusahaan- Perusahaan Indonesia yang Mendunia). Cetakan Kedua. Jakarta: Hikmah (PT Mizan Publika).

Mawardi, Dodi. 2009. Belajar Goblok dari Bob Sadino: Tanpa Rencana, Tanpa Tujuan, Tanpa Harapan. Jakarta: Kintamani Publishing.

McDonald, P., Bradley, L. and Brown, K. 2009. "Full-time is a Given Here : Part Time versus Full-time Job Quality". British Journal of Management. Vol. 20, 143-157.

Mukherji, S. and Ramachandran, J. 2007. "Outsourcing: Practice in Search of a Theory, IMB Management Review.

Noor, Henry Faizal. 2009. Investasi, Pengelolaan Keuangan Bisnis dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat. Cetakan Pertama. Jakarta: PT Indeks.

Oei, Istijanto. 2009, Marketing for Everyone. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.

Next Post Previous Post