Pengupahan Insentif : Pengertian, Tujuan, dan Metodenya

Tiap perusahaan senantiasa menginginkan hasil yang maksimum dalam proses produksinya. Untuk menggapai tujuan perusahaan tersebut perlu terdapatnya sokongan dari tiap faktor perusahaan tercantum di dalamnya karyawan bagian produksi. Dalam usaha menggapai kenaikan produksi pula diisyarati dengan terdapatnya sokongan yang kokoh dari keuangan serta tunjangan– tunjangan lain dalam perusahaan.

Perusahaan akan membagikan suatu penghargaan untuk karyawan yang berprestasi baik serta perihal ini akan membuat karyawan bekerja sebaik bisa jadi agar menerima penghargaan serta imbalan yang lebih besar disamping tunjangan-tunjangan lain yang sudah disediakan oleh perusahaan. 

Wujud pembayaran serta penghargaan atas kerja karyawan yang tepat akan menciptakan pencapaian produktivitas yang lebih besar, perihal itu mencakup sistem pemberian insentif yang tepat dan usaha– usaha lain untuk menaikkan semangat serta kepuasan kerja untuk karyawan.

Photo by Karolina Grabowska Via Pexels

Tujuan perseorangan dalam tiap organisasi mempengaruhi dalam memastikan tercapai tidaknya hasil-hasil yang diinginkan oleh organisasi yang bersangkutan. Bilamana tujuan– tujuan perseorangan dalam suatu organisasi menemukan atensi yang tepat ataupun atensi yang sepantasnya, hingga terus menjadi terencana serta efisien aktivitas perseorangan itu untuk merealisasikan apa yang menjadi tujuan dari organisasi ataupun perusahaan tersebut. 

Sebab itulah tiap pemimpin yang menyadari akan tanggung jawabnya harus pula menyadari realitas ini, perihal ini diakibatkan sebab sukses tidaknya dia menggapai hasil lewat bawahan– bawahannya bergantung pula pada besar kecilnya atensi yang diberikannya untuk merealisasikan kebutuhan-kebutuhan bawahannya. Perihal inilah sebabnya, mengapa Allen (M. Manullang, 1984: 138) berkesimpulan sebagai berikut:

"..... bahwa efektiiftas seseorang manajer untuk sebagian besar bergantung pada kecakapannya untuk menolong kebutuhan anggota-anggota kelompok yang dipimpinnya. Sepanjang orang-orang yang diawasinya merasa bahwa dia menolong mereka untuk menggapai perihal ini, mereka akan menurutinya dengan itikad baik serta dengan gembira".

Inilah daya perangsang ataupun insentif untuk karyawan untuk ingin bekerja dengan seluruh daya upayanya dalam suatu perusahaan. Jadi perihal yang mendesak manusia ingin bekerja dengan sebaik-baiknya dalam hubungan suatu organisasi bergantung dari seberapa besar taraf perealisasian tujuan perseorangan dalam organisasi yang bersangkutan.

Pengertian Insentif

Ada sebagian pengertian insentif yang dikemukakan oleh para pakar, antara lain yang dikemukakan oleh Harsono (1983: 128) bahwa insentif merupakan tiap sistem kompensasi dimana jumlah yang diberikan bergantung dari hasil yang dicapai yang berarti menawarkan suatu insentif kepada pekerja untuk menggapai hasil yang lebih baik. 

Sedangkan itu menurut Heidjrachman serta Husnan (1992: 161) berkata bahwa pengupahan insentif dimaksudkan untuk membagikan upah ataupun pendapatan yang berbeda. Jadi 2 orang karyawan yang memiliki jabatan yang sama dapat menerima upah yang berbeda disebabkan prestasi kerja yang berbeda. Disamping itu ada pendapat dari pakar lain tentang pengertian insentif.

“ Insentif sebagai fasilitas motivasi bisa diberikan batas perangsang maupun pendorong yang diberikan dengan terencana kepada pekerja agar dalam diri mereka mencuat semangat yang lebih besar untuk berprestasi untuk organisasi.” (Sarwoto, 1983: 144)

Jadi pada dasarnya insentif ialah suatu wujud kompensasi yang diberikan kepada karyawan yang jumlahnya bergantung dari hasil yang dicapai baik berbentuk finansial ataupun non finasial. Perihal ini dimaksudkan untuk mendesak karyawan bekerja lebih aktif serta lebih baik sehingga prestasi bisa bertambah yang pada kesimpulannya tujuan perusahaan bisa tercapai.

Tujuan Insentif

Tujuan utama dari pemberian insentif kepada karyawan pada dasarnya merupakan untuk memotivasi mereka agar bekerja lebih baik serta bisa menampilkan prestasi yang baik. Metode seperti ini merupakan metode yang sangat efisien untuk tingkatkan hasil produksi perusahaan. 

Menurut pendapat Heidjrachman serta Husnan (1992: 151) berkata bahwa penerapan sistem upah insentif ini dimaksudkan perusahaan paling utama untuk tingkatkan produktivitas kerja karyawan serta mempertahankan karyawan yang berprestasi untuk senantiasa terletak dalam perusahaan.

Bersumber pada pendapat di atas hingga bisa disimpulkan bahwa tujuan dari pemberian insentif, yaitu:

Untuk perusahaan

Tujuan penerapan pemberian insentif kepada karyawan dimaksudkan untuk tingkatkan produksi dengan metode mendesak mereka agar bekerja disiplin serta semangat yang lebih besar dengan tujuan menciptakan mutu produksi yang lebih baik dan bisa bekerja dengan memakai faktor produksi seefektif serta seefisien bisa jadi.

Untuk karyawan 

Dengan pemberian insentif dari perusahaan hingga diharapkan karyawan mendapatkan banyak keuntungan, seperti misalnya memperoleh upah ataupun pendapatan yang lebih besar, menemukan dorongan untuk meningkatkan dirinya serta berupaya bekerja dengan sebaik– hendaknya.

Macam-macam insentif

Dalam suatu perusahaan umumnya ada 2 macam model insentif yang diterapkan, yaitu financial insentif serta non financial insentif. Financial insentif merupakan insentif yang dinilai dengan uang, misalnya upah serta pendapatan lebih, tamasya, jaminan hari tua serta lain sebagainya. 

Sebaliknya non financial insentif merupakan insentif yang tidak bisa dinilai dengan uang, misalnya jam kerja, hubungan dengan atasan serta lain sebagainya.

Sarwoto (1977: 155-159) membedakan insentif dalam 2 garis besar, yaitu: 

Insentif material

Insentif ini bisa diberikan dalam wujud uang serta jaminan sosial. Insentif dalam wujud uang bisa berbentuk:

a) Bonus

* Uang yang diberikan sebagai balas jasa atas hasil kerja yang sudah dilaksanakan.

* Diberikan secara selektif serta spesial kepada pegawai yang berhak menerima.

* Diberikan secara sekali terima tanpa suatu jalinan pada waktu yang akan tiba.

* Dalam perusahaan yang memakai sistem insentif ini lazimnya sebagian persen dari laba yang melebihi jumlah tertentu yang dimasukkan ke dalam suatu dana bonus setelah itu jumlah tersebut dibagi-bagi antara pihak yang akan diberikan bonus

b) Komisi

* Ialah jenis bonus yang dibayarkan kepada pihak yang menciptakan penjualan yang baik.

* Lazimnya dibayarkan sebagai bagian daripada penjualan serta diterimakan pada pekerja bagian penjualan.

c) Profit Sharing

Salah satu jenis insentif yang tertua. Dalam perihal ini pembayaran bisa diiringi beragam pola, namun umumnya mencakup pembayaran sebagian besar dari laba bersih yang disetorkan suatu dana serta setelah itu dimasukkan ke dalam catatan pemasukan tiap partisipan.

d) Kompensasi yang ditangguhkan

Ada 2 macam program balas jasa yang mencakup pembayaran dikemudian hari, yaitu pensiun serta pembayaran kontraktural. Pensiunan memiliki nilai insentif sebab penuhi salah satu kebutuhan pokok manusia yaitu sediakan jaminan ekonomi menurutnya sehabis ia tidak bekerja lagi. 

Sebaliknya pembayaran kontraktural merupakan penerapan perjanjian antara majikan serta pegawai dimana sehabis berakhir masa kerja dibayarkan beberapa uang tertentu sepanjang masa kerja tertentu.

Insentif non material

Insentif non material bisa diberikan dalam bermacam wujud, yaitu:

a) Pemberian gelar (title) secara formal. 

b) Pemberian ciri jasa/medali.

c) Pemberian piagam penghargaan.

d) Pemberian pujian lisan ataupun tulisan secara formal (di depan umum) maupun secara pribadi.

e) Perkataan terima kasih secara resmi ataupun informal.

f) Pemberian promosi (peningkatan pangkat ataupun jabatan).

g) Pemberian hak untuk memakai atribut jabatan.

h) Pemberian peralatan spesial pada ruangan kerja.

i) Pemberian hak apabila wafat dunia dimakamkan ditaman makam pahlawan.

j) Serta lain-lain.

Metode pengupahan insentif 

Dalam pemberian insentif perusahaan harus mencermati keadaan perusahaan serta karyawan, sebab pemilihan yang tepat terhadap pemberian insentif akan memastikan keberhasilan perusahaan.

Dalam dunia industri ada sebagian sistem insentif yang umumnya digunakan serta diberikan untuk karyawan bagian produksi, yaitu: (Heidjrahman serta Husnan, 1990: 162)

Insentif bersumber pada unit yang dihasilkan (piece rate) 

a) Straight Piecework Plan (upah per potong sepadan)

Sistem ini sangat banyak digunakan. Dalam perihal ini pekerjaan dibayar bersumber pada segala produk yang dihasilkan dikalikan tarif upah per potong.

b) Taylor Piecework Plan (upah per potong taylor)

Menurut sistem ini memastikan tarif yang berbeda untuk karyawan yang bekerja di atas serta di dasar output rata– rata. Untuk karyawan yang sukses menggapai ataupun melebihi output rata– rata hingga akan menerima upah per potong yang lebih besar daripada yang bekerja menemukan output dibawah rata– rata.

c) Group Piecework Plan (upah per potong kelompok)

Dalam perihal ini metode menghitung upah merupakan dengan memastikan suatu standar untuk kelompok. Mereka yang terletak di atas standar kelompok akan dibayar sebanyak unit yang dihasilkan dikalikan dengan tarif per unit. Sebaliknya yang bekerja di dasar standar akan dibayar dengan jam kerja dikalikan dengan tarif kerja.

Insentif Bersumber pada Waktu (time bonuses)

a. Premi didasarkan atas waktu yang dihemat.

- Halsey Plan

Halsey memastikan waktu standar serta upah per jam yang tertentu. prosentase premi yang diberikan merupakan 50% dari waktu yang dihemat. Sebabnya merupakan tidak terdapatnya standar kerja yang tepat sekali.

- 100 Percent Premium Plan

Pada dasarnya metode pemberian insentif ini sama dengan Halsey Plan, namun persentase preminya merupakan 100% dari waktu yang dihemat.

- Bedaux Plan

Pemberian insentif yang diberikan pada karyawan merupakan sebesar 75% dari upah wajar per jam dikalikan dengan waktu yang dihemat.

b. Premi didasarkan atas waktu pekerjaan

- Rowan Plan

Pada sistem ini insentif didasarkan atas waktu kerja

- Emerson Plan

Untuk mempraktikkan sistem insentif ini hingga dibutuhkan suatu tabel indeks efisiensi. Jadi insentif akan meningkat dengan menaiknya efisiensi kerja karyawan sesuai dengan menaiknya efisiensi kerja sesuai dengan prosentase (tabel indeks efisiensi) yang sudah diresmikan.

- Premi didasarkan atas waktu standar

Pada sistem ini premi diberikan sebesar 20% dari standar.

Next Post Previous Post